Cari Blog Ini

Jumat, 27 Mei 2011

TATA SURYA


Pada kesempatan ini saya ingin memposting tentang Apa itu Tata Surya.Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.


Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.
Berdasarkan jaraknya dari matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9 juta km), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Yupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km). Sejak pertengahan 2008, ada lima obyek angkasa yang diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres, berada lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet kerdil tersebut ialah Ceres (415 juta km. di sabuk asteroid; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kelima), Pluto (5.906 juta km.; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kesembilan), Haumea (6.450 juta km), Makemake (6.850 juta km), dan Eris (10.100 juta km).


Enam dari kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami, yang biasa disebut dengan "bulan" sesuai dengan Bulan atau satelit alami Bumi. Masing-masing planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu dan partikel lain.

Tata surya, apa itu tata surya, gambar tata surya, foto tata surya




Kamis, 26 Mei 2011

MATAHARI ENERGI WORLD

 Pengertian tentang Energi Matahari


Apa Pengertian tentang Energi Matahari.
Matahari atau juga disebut Surya (dari nama Dewa "Surya" - Dewa Matahari dalam kepercayaan Hindu) adalah bintang terdekat dengan Bumi dengan jarak rata-rata 149.680.000 kilometer (93.026.724 mil). Matahari serta kedelapan buah planet (yang sudah diketahui/ditemukan oleh manusia) membentuk Tata Surya. Matahari dikategorikan sebagai bintang kecil jenis G.
Ilustrasi struktur dari matahari


Pengertian Matahari adalah suatu bola gas yang pijar dan ternyata tidak berbentuk bulat betul. Tentang Matahari mempunyai katulistiwa dan kutub karena gerak rotasinya. Garis tengah ekuatorialnya 864.000 mil, sedangkan garis tengah antar kutubnya 43 mil lebih pendek. Matahari merupakan anggota Tata Surya yang paling besar, karena 98% massa Tata Surya terkumpul pada matahari.




Di samping sebagai pusat peredaran, matahari juga merupakan pusat sumber tenaga di lingkungan tata surya. Matahari terdiri dari inti dan tiga lapisan kulit, masing-masing fotosfer, kromosfer dan korona. Untuk terus bersinar, matahari, yang terdiri dari gas panas menukar zat hidrogen dengan zat helium melalui reaksi fusi nuklir pada kadar 600 juta ton, dengan itu kehilangan empat juta ton massa setiap saat.




Tentang Matahari dipercayai terbentuk pada 4,6 miliar tahun lalu. Kepadatan massa matahari adalah 1,41 berbanding massa air. Jumlah tenaga matahari yang sampai ke permukaan Bumi yang dikenali sebagai konstan surya menyamai 1.370 watt per meter persegi setiap saat. Matahari sebagai pusat Tata Surya merupakan bintang generasi kedua. Material dari matahari terbentuk dari ledakan bintang generasi pertama seperti yang diyakini oleh ilmuwan, bahwasanya alam semesta ini terbentuk oleh ledakan big bang sekitar 14.000 juta tahun lalu.





matahari, pengertian matahari, tentang matahari, energi matahari, ilmu pengetahuan, suhu matahari, sinar matahari, lapisan matahari, radiasi matahari, susunan matahari

9 Fakta Menakjubkan Tentang Alam Semesta

1. Venus, Sang Dewi Cinta, adalah planet yang paling terang di tata surya kita.


2. Meskipun berukuran dan mempunyai gaya gravitasi yang sama dengan Planet Bumi, Atmosfer Venus penuh dengan asam sulfur yang mematikan.


3. Tertutupi oleh lapisan tipis batu-batuan, Merkurius adalah sebuah bola besar yang terbuat dari besi dan mempunyai gaya tarik yang kuat untuk planet seukurannya.


4. Magnet yang paling kuat di jagad raya adalah Magnetar, suatu bintang neutron yang langka. Sampai saat ini baru ditemukan 10 penemuan Magnetar.


5. Matahari kita sangat jauh jaraknya sehingga jika bahan bakarnya telah habis, kita tidak akan menyadarinya sampai 8 menit kemudian.


6. Planet Merah, Mars, tidak mempunyai lapisan ozon dan tidak memiliki pelindung apapun terhadap sinar ultra violet. Hal ini membuatnya tidak dapat ditinggali oleh manusia.


7. Dengan meneliti meteorit-meteorit yang ditemukan di Bumi, kita dapat mengetahui bahwa umur Planet Bumi adalah 4,6 milyar tahun.


8. Planet Jupiter berputar pada porosnya (berotasi) dengan kecepatan yang menakjubkan sehingga menimbulkan angin dengan kecepatan ratusan mil per jam di atmosfernya. Kayak gasing gan !!! (bumi kita kan berotasi 24 jam jadi siang 12 jam malam 12 jam, kalau jupiter siang malamnya gimana tuh?)


9. Planet Saturnus adalah sebuah bola raksasa yang terbuat dari gas, sehingga planet ini dapat mengapung di atas air.


Jumat, 20 Mei 2011

penyakit kusta atau HANSEN

Penyakit Hansen atau Penyakit Morbus Hansen yang dahulu dikenal sebagai penyakit kusta atau lepra adalah sebuah penyakit infeksi kronis yang sebelumnya, diketahui hanya disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae,[1] hingga ditemukan bakteri Mycobacterium lepromatosis oleh Universitas Texas pada tahun 2008,[2] yang menyebabkan endemik sejenis kusta di Meksiko dan Karibia, yang dikenal lebih khusus dengan sebutan diffuse lepromatous leprosy.[3] Sedangkan bakteri Mycobacterium leprae ditemukan oleh seorang ilmuwan Norwegia bernama Gerhard Henrik Armauer Hansen pada tahun 1873 sebagai patogen yang menyebabkan penyakit yang telah lama dikenal sebagai lepra. Saat ini penyakit lepra lebih disebut sebagai penyakit Hansen, bukan hanya untuk menghargai jerih payah penemunya, melainkan juga karena kata leprosy dan leper mempunyai konotasi yang begitu negatif, sehingga penamaan yang netral lebih diterapkan untuk mengurangi stigma sosial yang tak seharusnya diderita oleh pasien kusta.[4]
Penyakit ini adalah tipe penyakit granulomatosa pada saraf tepi dan mukosa dari saluran pernapasan atas; dan lesi pada kulit adalah tanda yang bisa diamati dari luar.[5] Bila tidak ditangani, kusta dapat sangat progresif, menyebabkan kerusakan pada kulit, saraf-saraf, anggota gerak, dan mata. Tidak seperti mitos yang beredar di masyarakat, kusta tidak menyebabkan pelepasan anggota tubuh yang begitu mudah, seperti pada penyakit tzaraath.


Seorang pria berusia 24 tahun yang menderita kusta.
ICD-10 A30.
ICD-9 030
OMIM 246300
DiseasesDB 8478
MedlinePlus 001347
eMedicine med/1281  derm/223 neuro/187
MeSH C01.252.410.040.552.386




Sejarah

  

Konon, kusta telah menyerang manusia sejak 300 SM, dan telah dikenal oleh peradaban Tiongkok kuna, Mesir kuna, dan India.[6] Pada 1995, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan terdapat dua hingga tiga juta jiwa yang cacat permanen karena kusta. [7] Walaupun pengisolasian atau pemisahan penderita dengan masyarakat dirasakan kurang perlu dan tidak etis, beberapa kelompok penderita masih dapat ditemukan di berbagai belahan dunia, seperti India dan Vietnam.

Pengobatan yang efektif terhadap penyakit kusta ditemukan pada akir 1940-an dengan diperkenalkannya dapson dan derivatnya. Bagaimanapun juga, bakteri penyebab lepra secara bertahap menjadi kebal terhadap dapson dan menjadi kian menyebar. Hal ini terjadi hingga ditemukannya pengobatan multiobat pada awal 1980-an dan penyakit ini pun mampu ditangani kembali.


Ciri-ciri

 

Manifestasi klinis dari kusta sangat beragam, namun terutama mengenai kulit, saraf, dan membran mukosa.[8] Pasien dengan penyakit ini dapat dikelompokkan lagi menjadi 'kusta tuberkuloid (Inggris: paucibacillary), kusta lepromatosa (penyakit Hansen multibasiler), atau kusta multibasiler (borderline leprosy).
Kusta multibasiler, dengan tingkat keparahan yang sedang, adalah tipe yang sering ditemukan. Terdapat lesi kulit yang menyerupai kusta tuberkuloid namun jumlahnya lebih banyak dan tak beraturan; bagian yang besar dapat mengganggu seluruh tungkai, dan gangguan saraf tepi dengan kelemahan dan kehilangan rasa rangsang. Tipe ini tidak stabil dan dapat menjadi seperti kusta lepromatosa atau kusta tuberkuloid.
Kusta tuberkuloid ditandai dengan satu atau lebih hipopigmentasi makula kulit dan bagian yang tidak berasa (anestetik).
Kusta lepormatosa dihubungkan dengan lesi, nodul, plak kulit simetris, dermis kulit yang menipis, dan perkembangan pada mukosa hidung yang menyebabkan penyumbatan hidung (kongesti nasal) dan epistaksis (hidung berdarah) namun pendeteksian terhadap kerusakan saraf sering kali terlambat.
Tidak sejalan dengan mitos atau kepercayaan yang ada, penyakit ini tidak menyebabkan pembusukan bagian tubuh. Menurut penelitian yang lama oleh Paul Brand, disebutkan bahwa ketidakberdayaan merasakan rangsang pada anggota gerak sering menyebabkan luka atau lesi. Kini, kusta juga dapat menyebabkan masalah pada penderita AIDS.[9]

Lesi kulit pada paha.

 

Penyebab

 

Mycobacterium leprae adalah penyebab dari kusta.[5] Sebuah bakteri yang tahan asam M. leprae juga merupakan bakteri aerobik, gram positif, berbentuk batang, dan dikelilimgi oleh membran sel lilin yang merupakan ciri dari spesies Mycobacterium.[10] M. leprae belum dapat dikultur pada laboratorium.[11]

Mycobacterium leprae.
Paket terapi multiobat.

 

Patofisiologi

 

Mekanisme penularan yang tepat belum diketahui. Beberapa hipotesis telah dikemukakan seperti adanya kontak dekat dan penularan dari udara. [12] Selain manusia, hewan yang dapat tekena kusta adalah armadilo, simpanse, dan monyet pemakan kepiting.[13] Terdapat bukti bahwa tidak semua orang yang terinfeksi oleh kuman M. leprae menderita kusta, dan diduga faktor genetika juga ikut berperan, setelah melalui penelitian dan pengamatan pada kelompok penyakit kusta di keluarga tertentu. Belum diketahui pula mengapa dapat terjadi tipe kusta yang berbeda pada setiap individu. [14] Faktor ketidakcukupan gizi juga diduga merupakan faktor penyebab.
Penyakit ini sering dipercaya bahwa penularannya disebabkan oleh kontak antara orang yang terinfeksi dan orang yang sehat.[15] Dalam penelitian terhadap insidensi, tingkat infeksi untuk kontak lepra lepromatosa beragam dari 6,2 per 1000 per tahun di Cebu, Philipina[16] hingga 55,8 per 1000 per tahun di India Selatan.[17]
Dua pintu keluar dari M. leprae dari tubuh manusia diperkirakan adalah kulit dan mukosa hidung. Telah dibuktikan bahwa kasus lepromatosa menunjukkan adnaya sejumlah organisme di dermis kulit. Bagaimanapun masih belum dapat dibuktikan bahwa organisme tersebut dapat berpindah ke permukaan kulit. Walaupun terdapat laporan bahwa ditemukanya bakteri tahan asam di epitel deskuamosa di kulit, Weddel et al melaporkan bahwa mereka tidak menemukan bakteri tahan asam di epidermis. [18] Dalam penelitian terbaru, Job et al menemukan adanya sejumlah M. leprae yang besar di lapisan keratin superfisial kulit di penderita kusta lepromatosa. Hal ini membentuk sebuah pendugaan bahwa organisme tersebut dapat keluar melalui kelenjar keringat. [19]
Pentingnya mukosa hidung telah dikemukakan oleh Schäffer pada 1898.[20] Jumlah dari bakteri dari lesi mukosa hidung di kusta lepromatosa, menurut Shepard, antara 10.000 hingga 10.000.000 bakteri.[21] Pedley melaporkan bahwa sebagian besar pasien lepromatosa memperlihatkan adanya bakteri di sekret hidung mereka.[22] Davey dan Rees mengindikasi bahwa sekret hidung dari pasien lepromatosa dapat memproduksi 10.000.000 organisme per hari.[23]
Pintu masuk dari M. leprae ke tubuh manusia masih menjadi tanda tanya. Saat ini diperkirakan bahwa kulit dan saluran pernapasan atas menjadi gerbang dari masuknya bakteri. Rees dan McDougall telah sukses mencoba penularan kusta melalui aerosol di mencit yang ditekan sistem imunnya. [24] Laporan yang berhasil juga dikemukakan dengan pencobaan pada mencit dengan pemaparan bakteri di lubang pernapasan. [25] Banyak ilmuwan yang mempercayai bahwa saluran pernapasan adalah rute yang paling dimungkinkan menjadi gerbang masuknya bakteri, walaupun demikian pendapat mengenai kulit belum dapat disingkirkan.
Masa inkubasi pasti dari kusta belum dapat dikemukakan. Beberapa peneliti berusaha mengukur masa inkubasinya. Masa inkubasi minimum dilaporkan adalah beberapa minggu, berdasarkan adanya kasus kusta pada bayi muda.[26] Masa inkubasi maksimum dilaporkan selama 30 tahun. Hal ini dilaporan berdasarkan pengamatan pada veteran perang yang pernah terekspos di daerah endemik dan kemudian berpindah ke daerah non-endemik. Secara umum, telah disetujui, bahwa masa inkubasi rata-rata dari kusta adalah 3-5 tahun.

 

 








Pengobatan

 

Sampai pengembangan dapson, rifampin, dan klofazimin pada 1940an, tidak ada pengobatan yang efektif untuk kusta. Namun, dapson hanyalah obat bakterisidal (pembasmi bakteri) yang lemih terhadap M. leprae. Penggunaan tunggal dapson menyebabkan populasi bakteri menjadi kebal. {ada 1960an, dapson tidak digunakan lagi.
Pencarian terhadap obat anti kusta yang lebih baik dari dapson, akhirnya menemukan klofazimin dan rifampisin pada 1960an dan 1970an. [27]
Obat terapi multiobat kusta.
Kemudian, Shantaram Yawalkar dan rekannya merumuskan terapi kombinasi dengan rifampisin dan dapson, untuk mengakali kekebalan bakteri.[28] Terapi multiobat dan kombinasi tiga obat di atas pertama kali direkomendasi oleh Panitia Ahli WHO pada 1981. Cara ini menjadi standar pengobatan multiobat. Tiga obat ini tidak digunakan sebagai obat tunggal untuk mencegah kekebalan atau resistensi bakteri.
Terapi di atas lumayan mahal, maka dari itu cukup sulit untuk masuk ke negara yang endemik. Pada 1985, kusta masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di 122 negara. Pada Pertemuan Kesehatan Dunia (WHA) ke-44 di Jenewa, 1991, menelurkan sebuah resolusi untuk menghapus kusta sebagai masalah kesehatan masyarakat pada tahun 2000, dan berusaha untuk ditekan menjadi 1 kasus per 100.000. WHO diberikan mandat untuk mengembangkan strategi penghapusan kusta.
Kelompok Kerja WHO melaporkan Kemoterapi Kusta pada 1993 dan merekomendasikan dua tipe terapi multiobat standar.[29] Yang pertama adalah pengobatan selama 24 bulan untuk kusta lepromatosa dengan rifampisin, klofazimin, dan dapson. Yang kedua adalah pengobatan 6 bulan untuk kusta tuberkuloid dengan rifampisin dan dapson.
Sejak 1995, WHO memberikan paket obat terapoi kusta secara gratis pada negara endemik, melalui Kementrian Kesehatan. Strategi ini akan bejalan hingga akhir 2010.
Pengobatan multiobat masih efektif dan pasien tidak lagi terinfeksi pada pemakaian bulan pertama.[6] Cara ini aman dan mudah. jangka waktu pemakaian telah tercantum pada kemasan obat.[6]


Epidemiologi

Distribusi penyakit kusta dunia pada 2003.
Di seluruh dunia, dua hingga tiga juta orang diperkirakan menderita kusta.[7] India adalah negara dengan jumlah penderita terbesar, diikuti oleh Brasil dan Myanmar.
Pada 1999, insidensi penyakit kusta du dunia diperkirakan 640.000, pada 2000, 738.284 kasus ditemukan. Pada 1999, 108 kasus terjadi di Amerika Serikat. Pada 2000, WHO membuat daftar 91 negara yang endemik kusta. 70% kasus dunia terdapat di India, Myanmar, dan Nepal. Pada 2002, 763.917 kasus ditemukan di seluruh dunia, dan menurut WHO pada tahun itu, 90% kasus kusta dunia terdapat di Brasil, Madagaskar, Mozambik, Tanzania dan Nepal.

Kelompok berisiko

Kelompok yang berisiko tinggi terkena kusta adalah yang tinggal di daerah endemik dengan kondisi yang buruk seperti tempat tidur yang tidak memadai, air yang tidak bersih, asupan gizi yang buruk, dan adanya penyertaan penyakit lain seperti HIV yang dapat menekan sistem imun. Pria memiliki tingkat terkena kusta dua kali lebih tinggi dari wanita.

Situasi global

Tabel 1: Prevalensi pada awal 2006, dan tren penemuan kasus baru pada 2001-2005, tidak termasuk di Eropa
Daerah Prevalensi terdaftar (rate/10,000 pop.)
Kasus baru yang ditemukan pada tahun
Awal 2006 2001 2002 2003 2004 2005
Afrika 40.830 (0.56) 39.612 48.248 47.006 46.918 42.814
Amerika 32.904 (0.39) 42.830 39.939 52.435 52.662 41.780
Asia Tenggara 133.422 (0.81) 668.658 520.632 405.147 298.603 201.635
Mediterania Timur 4.024 (0.09) 4.758 4.665 3.940 3.392 3.133
Pasifik Barat 8.646 (0.05) 7.404 7.154 6.190 6.216 7.137
Total 219.826 763.262 620.638 514.718 407.791 296.499
Tabel 2: Prevalensi dan Penemuan
Negara Prevalensi terdaftar (rate/10,000 pop.)
Penemuan kasus baru (rate/100,000 pop.)
Awal 2004 Awal 2005 Awal 2006 Selama 2003 Selama 2004 Selama 2005
 Brasil 79.908 (4.6) 30.693 (1.7) 27.313 (1.5) 49.206 (28.6) 49.384 (26.9) 38.410 (20.6)
 Republik Demokratik Kongo 6.891 (1.3) 10.530 (1.9) 9.785 (1.7) 7.165 (13.5) 11.781 (21.1) 10.737 (18.7)
 Madagaskar 5.514 (3.4) 4.610 (2.5) 2.094 (1.1) 5.104 (31.1) 3.710 (20.5) 2.709 (14.6)
 Mozambik 6.810 (3.4) 4.692 (2.4) 4.889 (2.5) 5.907 (29.4) 4.266 (22.0) 5.371 (27.1)
 Nepal 7.549 (3.1) 4.699 (1.8) 4.921 (1.8) 8.046 (32.9) 6.958 (26.2) 6.150 (22.7)
 Tanzania 5.420 (1.6) 4.777 (1.3) 4.190 (1.1) 5.279 (15.4) 5.190 (13.8) 4.237 (11.1)
Total 112.092 60.001 53.192 80.707 81.289 67.614
Sebagaimana yang dlaporkan oleh WHO pada 115 negara dan teritori pada 2006 dan diterbitkan di Weekly Epidemiological Record, prevalensi terdaftar kusta pada awal tahun 2006 adalah 219.826 kasus.[30] Penemuan kasus baru pada tahun sebelumnya adlaah 296.499 kasus. Alasan jumlah penemuan tahunan lebih tinggi dari prevalensi akhir tahun dijelaskan dengan adanya fakta bahwa proporsi kasus baru yang terapinya selesai pada tahun yang sama sehingga tidak lagi dimasukkan ke prevalensi terdaftar. Penemuan secara globa terhadap kasus baru menunjukkan penurunan.
Tabel 1 menunjukkan penemuan kasus secara global menurun sejak 2001. Tabel 2 menunjukkan situasi kusta pada enam negara utama.

Referensi

 

  1. ^ Sasaki S, Takeshita F, Okuda K, Ishii N (2001). "Mycobacterium leprae and leprosy: a compendium". Microbiol Immunol 45 (11): 729-36. PMID 11791665.
  2. ^ (Inggris)"A new Mycobacterium species causing diffuse lepromatous leprosy". Department of Laboratory Medicine, The University of Texas MD Anderson Cancer Center; Han XY, Seo YH, Sizer KC, Schoberle T, May GS, Spencer JS, Li W, Nair RG.. Diakses pada 13 Desember 2010.
  3. ^ (Inggris)"Comparative Sequence Analysis of Mycobacterium leprae and the New Leprosy-Causing Mycobacterium lepromatosis". Department of Laboratory Medicine, DNA Analysis Core Facility, School of Health Sciences, The University of Texas M. D. Anderson Cancer Center, Institut Pasteur, Unité de Biologie des Bactéries Intracellulaires, Institut Cavanilles de Biodiversitat i Biologia Evolutiva, Universitat de València, CIBER en Epidemiología y Salud Pública (CIBERESP); Xiang Y. Han, Kurt C. Sizer, Erika J. Thompson, Juma Kabanja, Jun Li, Peter Hu, Laura Gómez-Valero, dan Francisco J. Silva. Diakses pada 13 Desember 2010.
  4. ^ (Inggris)"Hansen's Disease". Department of Medicine, University of California; ROBERT H. GELBER, MD. Diakses pada 13 Desember 2010.
  5. ^ a b Ryan KJ, Ray CG (editors) (2004). Sherris Medical Microbiology (edisi ke-4th ed.). McGraw Hill. hlm. 451-3. ISBN 0838585299.
  6. ^ a b c "Leprosy". WHO. Diakses pada 22 Agustus 2007.
  7. ^ a b WHO (1995). "Leprosy disabilities: magnitude of the problem". Weekly Epidemiological Record 70 (38): 269-75. PMID 7577430.
  8. ^ Naafs B, Silva E, Vilani-Moreno F, Marcos E, Nogueira M, Opromolla D (2001). "Factors influencing the development of leprosy: an overview". Int J Lepr Other Mycobact Dis 69 (1): 26-33. PMID 11480313.
  9. ^ McNeil Jr DG. "Worrisome New Link: AIDS Drugs and Leprosy", New York Times, 24 Oktober 2006. Diakses pada 7 Mei 2007.
  10. ^ McMurray DN (1996). Mycobacteria and Nocardia. in: Baron's Medical Microbiology (Baron S et al, eds.) (edisi ke-4th ed.). Univ of Texas Medical Branch. ISBN 0-9631172-1-1.
  11. ^ Bhattacharya S, Vijayalakshmi N, Parija SC (2002). "Uncultivable bacteria: Implications and recent trends towards identification". Indian journal of medical microbiology 20 (4): 174-7. PMID 17657065.
  12. ^ Reich CV (1987). "Leprosy: cause, transmission, and a new theory of pathogenesis". Rev. Infect. Dis. 9 (3): 590-4. PMID 3299638.
  13. ^ Rojas-Espinosa O, Løvik M (2001). "Mycobacterium leprae and Mycobacterium lepraemurium infections in domestic and wild animals". Rev. - Off. Int. Epizoot. 20 (1): 219-51. PMID 11288514.
  14. ^ Alcaïs A, Mira M, Casanova JL, Schurr E, Abel L (2005). "Genetic dissection of immunity in leprosy". Curr. Opin. Immunol. 17 (1): 44-8. doi:10.1016/j.coi.2004.11.006. PMID 15653309.
  15. ^ Kaur H, Van Brakel W (2002). "Dehabilitation of leprosy-affected people--a study on leprosy-affected beggars". Leprosy review 73 (4): 346-55. PMID 12549842.
  16. ^ Doull JA, Guinto RA, Rodriguez RS, et al. (1942). "The incidence of leprosy in Cordova and Talisay, Cebu, Philippines". International Journal of Leprosy 10: 107–131.
  17. ^ Noordeen S, Neelan P (1978). "Extended studies on chemoprophylaxis against leprosy". Indian J Med Res 67: 515-27. PMID 355134.
  18. ^ Weddell G, Palmer E (1963). "The pathogenesis of leprosy. An experimental approach". Leprosy Review 34: 57-61. PMID 13999438.
  19. ^ Job C, Jayakumar J, Aschhoff M (1999). ""Large numbers" of Mycobacterium leprae are discharged from the intact skin of lepromatous patients; a preliminary report". Int J Lepr Other Mycobact Dis 67 (2): 164-7. PMID 10472371.
  20. ^ Arch Dermato Syphilis 1898; 44:159–174
  21. ^ Shepard C (1960). "Acid-fast bacilli in nasal excretions in leprosy, and results of inoculation of mice". Am J Hyg 71: 147-57. PMID 14445823.
  22. ^ Pedley J (1973). "The nasal mucus in leprosy". Lepr Rev 44 (1): 33-5. PMID 4584261.
  23. ^ Davey T, Rees R (1974). "The nasal dicharge in leprosy: clinical and bacteriological aspects". Lepr Rev 45 (2): 121-34. PMID 4608620.
  24. ^ Rees R, McDougall A (1977). "Airborne infection with Mycobacterium leprae in mice". J Med Microbiol 10 (1): 63-8. PMID 320339.
  25. ^ Chehl S, Job C, Hastings R (1985). "Transmission of leprosy in nude mice". Am J Trop Med Hyg 34 (6): 1161-6. PMID 3914846.
  26. ^ Montestruc E, Berdonneau R (1954). "2 New cases of leprosy in infants in Martinique." (dalam bahasa French). Bull Soc Pathol Exot Filiales 47 (6): 781-3. PMID 14378912.
  27. ^ Rees RJ, Pearson JM, Waters MF (1970). "Experimental and clinical studies on rifampicin in treatment of leprosy". Br Med J 688 (1): 89-92. PMID 4903972.
  28. ^ Yawalkar SJ, McDougall AC, Languillon J, Ghosh S, Hajra SK, Opromolla DV, Tonello CJ (1982). "Once-monthly rifampicin plus daily dapsone in initial treatment of lepromatous leprosy". Lancet 8283 (1): 1199-1202. PMID 6122970.
  29. ^ "Chemotherapy of Leprosy". WHO Technical Report Series 847. WHO. 21 Mei 1994. Diakses pada 24 Maret 2007.
  30. ^ "Global leprosy situation, 2006". Weekly Epidemiological Record 81 (32): 309–16. 21 Mei 2006.

SUMBER WIKIPEDIA :) THX

 


 

 


 

tahukah anda tentang seekor anjng adalah astronot???

Laika (bahasa Rusia: Лайка, secara harfiah berarti "Penyalak"; 1954 – 3 November 1957) adalah seekor anjing Rusia yang menjadi binatang pertama yang mengorbit Bumi serta makhluk hidup pertama yang tewas pada saat mengorbit. Pada masa itu, teknologi untuk mengorbit belum dikembangkan, sehingga tidak ada harapan untuk bertahan hidup. Hanya sedikit dampak penerbangan luar angkasa pada makhluk hidup yang diketahui sewaktu misi Laika dilakukan. Beberapa ilmuwan percaya bahwa manusia tidak akan mampu bertahan pada peluncuran maupun kondisi di luar angkasa, sehingga diadakan penerbangan untuk makhluk hidup bukan manusia sebagai awal penerbangan untuk manusia.[1] Nama aslinya adalah Kudryavka (bahasa Rusia: Кудрявка 'Si Ikal Kecil'), menjalani pelatihan dengan dua anjing lainnya, dan akhirnya dipilih sebagai penumpang pesawat ruang angkasa Soviet Sputnik II yang diluncurkan ke luar angkasa pada 3 November 1957.
Laika diyakini tewas beberapa jam setelah peluncuran akibat terlalu panasnya suhu,[2] yang kemungkinan disebabkan oleh kegagalan penopang R-7 pusat memisahkan diri dari muatan.[3] Penyebab sebenarnya dan waktu kematiannya tidak diumumkan hingga tahun 2002; bahkan sebaliknya, secara meluas dilaporkan bahwa dia meninggal karena oksigennya habis, atau, ia mengalami eutanasia sebelum kehabisan oksigen, seperti yang ditegaskan pemerintah Uni Soviet pada awalnya. Meskipun demikian, percobaan tersebut membuktikan bahwa seorang penumpang hidup dapat bertahan dalam peluncuran ke orbit, serta merasakan keadaan tanpa beban, yang membuka jalan untuk misi luar angkasa berawak dan memberikan beberapa data kepada para ilmuwan tentang bagaimana reaksi kehidupan organisme terhadap lingkungan luar angkasa.
Pada 11 April 2008, para pejabat Rusia membangun sebuah monumen kecil untuk menghormati Laika. Monumen tersebut dibangun di dekat tempat penelitian militer di Moskwa yang mempersiapkan penerbangan Laika ke ruang angkasa. Monumen itu menggambarkan sosok anjing yang berdiri di atas roket.[1][4]

 ).
Laika
Laika sedang mengenakan pakaian penerbangan untuk misinya.
Nama panggilan Kudryavka; Zhuchka; Limonchik
Spesies Canis lupus familiaris
Jenis kelamin Betina
Lahir 1954
Moskwa, Uni Soviet
Mati 3 November 1957
Asal negara  Uni Soviet
Dikenal untuk Binatang pertama yang mengorbit Bumi
Perangko Rumania pada tahun 1959 dengan gambar Laika.
 

Sputnik II

 

Setelah sukses dalam misi Sputnik I, Nikita Khrushchev, pimpinan Soviet, menginginkan suatu pesawat luar angkasa diluncurkan pada 7 November 1957, bertepatan dengan hari ulang tahun ke-40 Revolusi Bolshevik. Sebuah satelit yang lebih canggih dari sebelumnya sedang dalam pembangunan, tetapi tidak akan siap sampai bulan Desember; satelit ini kelak dinamai Sputnik 3.[5]
Agar dapat diluncurkan pada bulan November, maka mereka menyusun rancangan baru. Secara khusus Khrushchev ingin para insinyurnya mempersembahkan suatu pertunjukkan antariksa mengagumkan, sebuah misi yang akan mengulangi kejayaan Sputnik I yang menakjubkan dunia dengan kecakapan Uni Soviet. Para perancang menetapkan suatu penerbangan ke orbit Bumi dengan seekor anjing. Insinyur roket Soviet telah lama merencanakan pengorbitan anjing sebelum mencoba penerbangan untuk manusia; sejak 1951, mereka telah mengandangkan 12 anjing ke ruang angkasa bawah orbit dengan penerbangan balistik, bekerja secara bertahap menuju misi pengorbitan mungkin hanya beberapa waktu saja pada tahun 1958. Untuk memenuhi tuntutan Khrushchev, pengorbitan anjing akan dipercepat untuk peluncuran di bulan November.[6]
Menurut sumber-sumber dari Rusia, keputusan resmi untuk meluncurkan Sputnik II direncanakan pada tanggal 10 atau 12, sehingga hanya terdapat waktu empat minggu bagi para pekerja untuk merancang dan membangun pesawat ruang angkasa.[7] Oleh karena itu, Sputnik II adalah suatu pekerjaan yang dibuat dengan terburu-buru, dengan sebagian besar bagian-bagian pesawat ruang angkasa dirakit dari sketsa kasar. Selain dari misi utama mengirimkan penumpang hidup ke luar angkasa, Sputnik II juga berisi instrumentasi untuk mengukur radiasi matahari dan sinar kosmik.[5]
Pesawat ini dilengkapi dengan sistem pendukung kehidupan yang terdiri dari sebuah generator oksigen dan perangkat untuk menghindari keracunan oksigen serta untuk menyerap karbon dioksida. Sebuah kipas yang dirancang untuk diaktifkan setiap kali suhu kabin melebihi 15 °C (59 °F), ditambahkan untuk menjaga suhu si anjing. Stok makanan dalam bentuk agar-agar diberikan untuk penerbangan tujuh hari, dan anjing itu dilengkapi dengan kantong untuk mengumpulkan sampah. Sebuah pengikat dirancang untuk dipasang untuk anjing, dan terdapat rantai untuk membatasi gerakannya untuk berdiri, duduk, atau berbaring, dan tidak ada ruang untuk berbalik ke kabin. Sebuah elektrokardiogram memantau denyut jantungnya, sementara instrumentasi lainnya mengawasi tingkat respirasi, tekanan arteri maksimum, dan gerakan anjing itu.[2][8]


Pelatihan

 

Awalnya Laika merupakan seekor anjing liar yang berkeliaran di jalan-jalan di Moskwa. Ilmuwan Soviet memilih hewan jalanan Moskwa karena mereka menganggap bahwa hewan tersebut telah belajar untuk bertahan pada kondisi dingin yang ekstrem dan kelaparan.[6] Spesimen ini sejenis anjing bastar betina dengan berat sebelas pon [9] dan berumur sekitar tiga tahun. Sumber lain melaporkan bahwa beratnya sekitar 6 kg (13 lb). Personil Soviet memberi beberapa nama dan julukan, di antaranya Kudryavka (Si Ikal Kecil), Zhuchka (Binatang Kecil), dan Limonchik (Lemon Kecil). Laika, sebuah nama Rusia untuk beberapa ras anjing mirip dengan anjing Eskimo, adalah nama yang dipopulerkan di seluruh dunia. Pers Amerika menjulukinya Muttnik (mutt [anjing campuran] + akhiran -nik) sebagai plesetan Sputnik,[10] atau menyebutnya Curly.[11] Asal-usul sebenarnya tidak diketahui, walaupun secara umum diakui bahwa ia bastar anjing eskimo atau anjing Nordik lainnya, atau mungkin juga keturunan ras terrier.[6] Sebuah majalah Rusia mendeskripsikannya bertemperamen apatis dengan menyatakan bahwa dia tidak pernah bertengkar dengan anjing lain.[9]
Laika di ruang pelatihan.
Sebelumnya Uni Soviet dan Amerika Serikat telah mengirimkan hewan hanya pada penerbangan suborbit.[12] Tiga anjing dilatih untuk penerbangan Sputnik II, yaitu: Albina, Mushka, dan Laika.[13] Seorang ilmuwan ruang angkasa Soviet bernama Oleg Gazenko kemudian memilih dan melatih Laika.[14] Albina terbang dua kali pada tes ketinggian roket, dan Mushka digunakan untuk menguji instrumentasi serta perangkat penunjang kehidupan.[8][12]
Untuk menyesuaikan anjing-anjing tersebut terhadap kabin sempit dalam Sputnik II, mereka dikurung dalam kandang yang sangat kecil pada jangka waktu hingga 20 hari. Pengurungan yang tak luas menyebabkan mereka berhenti buang air kecil atau buang air besar, membuat mereka gelisah, dan menyebabkan kondisi umum mereka memburuk. Pencahar tidak dapat memperbaiki kondisi mereka, dan para peneliti menemukan bahwa hanya waktu pelatihan yang lama terbukti efektif. Anjing-anjing itu ditempatkan di alat pemutar yang mensimulasikan percepatan peluncuran roket dan ditempatkan di mesin yang mensimulasikan suara-suara dari pesawat ruang angkasa. Hal ini menyebabkan detak jantung mereka berlipat ganda serta tekanan darah mereka meningkat sampai 30-65 torr. Anjing-anjing itu dilatih untuk makan jeli khusus bernutrisi tinggi yang akan menjadi makanan mereka dalam misi tersebut.[8]
Sebelum peluncuran, salah satu ilmuwan membawa Laika ke rumahnya untuk bermain dengan anak-anaknya. Dalam buku yang mencatat kisah kedokteran antariksa Soviet, Dr. Vladimir Yazdovsky mengatakan bahwa,
Saya ingin melakukan sesuatu yang menyenangkan untuknya: Dia memiliki sedikit waktu tersisa untuk hidup.
—Dr. Vladimir Yazdovsky[15]

 

Peluncuran

 

Menurut dokumen NASA, Laika ditempatkan di satelit pada 31 Oktober 1957, tiga hari sebelum dimulainya peluncuran.[8] Pada waktu itu, lokasi peluncuran sangat dingin dan selang yang terhubung ke pemanas yang digunakan untuk menyimpan wadahnya hangat. Dua asisten ditugaskan untuk mengawasi Laika sebelum peluncuran. Sesaat sebelum lepas landas pada 3 November 1957 dari Kosmodrom Baykonur, bulu Laika digosok dengan alkohol berkadar rendah serta dirawat dengan hati-hati, sementara yodium diteteskan ke daerah yang akan ditempeli sensor untuk memantau fungsi tubuhnya.[16]
Pada puncak laju perubahan percepatan, pernapasan Laika meningkat menjadi tiga sampai empat kali dibandingkan sebelum peluncuran.[8] Sensor menunjukkan bahwa detak jantungnya 103 denyut per menit sebelum peluncuran, dan meningkat menjadi 240 denyut per menit pada laju perubahan percepatan awal. Setelah mencapai orbit, moncong Sputnik II berhasil dilepaskan, namun inti "Blok A" tidak terlepas seperti yang direncanakan, sehingga sistem pengendalian suhu tidak beroperasi seperti semestinya. Beberapa isolasi termal terkoyak sehingga meningkatkan suhu kabin menjadi 40 °C (104 °F).[17] Setelah tiga jam dalam keadaan tak berbobot, denyut nadi Laika telah kembali menjadi 102 denyut per menit,[18] tiga kali lebih lama daripada yang terjadi selama tes di darat sebelumnya, yang mengindikasikan tekanan yang sedang dialaminya. Telemetri awal menunjukkan bahwa Laika gelisah, tetapi ia tetap memakan makanannya.[17] Setelah sekitar lima hingga tujuh jam penerbangan, tidak ada tanda-tanda kehidupan lebih lanjut yang diterima dari pesawat ruang angkasa.[8]
Para ilmuwan Rusia telah berencana untuk melakukan eutanasia kepada Laika dengan memberi makanan beracun. Selama bertahun-tahun, Uni Soviet memberikan laporan yang bertentangan bahwa dia telah meninggal akibat kehabisan oksigen karena baterai gagal berfungsi, atau karena eutanasia. Banyak rumor beredar tentang penyebab kematiannya. Pada tahun 1999, beberapa sumber dari Rusia melaporkan bahwa Laika telah meninggal ketika kabin terlalu panas pada hari keempat.[7] Pada bulan Oktober 2002, Dimitri Malashenkov, salah satu ilmuwan di balik misi Sputnik II, mengungkapkan bahwa Laika telah meninggal dalam sirkuit keempat penerbangan karena kepanasan. Dalam World Space Congress di Houston, Texas, Amerika Serikat, ia menyatakan bahwa hampir mustahil untuk membuat sistem kontrol temperatur yang handal dalam waktu yang terbatas.[2]
Lebih dari lima bulan kemudian, setelah 2.570 kali mengorbit, Sputnik II hancur bersama dengan Laika saat kembali pulang ke Bumi pada 14 April 1958.[19]

Laika detik-detik sebelum peluncuran


Kontroversi

 

Karena isu perlombaan angkasa antara Uni Soviet dengan Amerika Serikat, sebagian besar masalah etika penelitian ini belum terselesaikan dalam beberapa waktu. Seperti yang dinyatakan pada kliping koran dari tahun 1957,[20] bahwa pers lebih sibuk dengan laporan bersudut pandang politik, sedangkan masalah kesehatan dan keselamatan Laika hampir tidak disebutkan. Beberapa waktu kemudian ada sebuah diskusi mengenai nasib anjing tersebut—yang pada awalnya beberapa orang bersikeras bahwa lebih baik ia disebut Curly daripada Laika.
Sputnik II tidak dirancang untuk dapat diambil kembali, dan Laika selalu dianggap telah mati.[7] Misi ini memicu perdebatan di seluruh dunia tentang penganiayaan hewan serta pengujian pada hewan yang pada umumnya untuk memajukan ilmu pengetahuan.[14] Di Britania Raya, Liga Pertahanan Anjing Nasional menyerukan kepada semua pemilik anjing untuk mengheningkan cipta selama satu menit, sementara Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals (RSPCA) menerima protes bahkan sebelum Uni Soviet selesai mengumumkan keberhasilan misinya. Kemudian sekelompok masyarakat memprotes kedutaan Soviet mengenai hak hewan.[21] Demonstrasi lainnya terjadi di luar gedung PBB di New York.[14] Namun demikian, laboratorium peneliti di Amerika Serikat menunjukkan sebagian dukungan untuk Uni Soviet, setidaknya sebelum berita kematian Laika.[14][22]
Di Uni Soviet, kontroversi tidaklah terlalu menonjol, baik dalam media, buku-buku di tahun-tahun berikutnya, dan publik tidak secara terbuka mempertanyakan keputusan untuk mengirim anjing ke ruang angkasa untuk dibunuh. Tidak sampai tahun 1998, setelah runtuhnya rezim Soviet, Oleg Gazenko, salah satu ilmuwan yang bertanggung jawab atas pengiriman Laika ke ruang angkasa, menyatakan penyesalannya karena membiarkan ia mati:
Bekerja dengan hewan adalah sumber penderitaan bagi kita semua. Kami memperlakukan mereka seperti bayi yang tidak bisa berbicara. Semakin banyak waktu berlalu, semakin aku menyesali hal itu. Kami tidak seharusnya melakukan itu ... Kami tidak cukup belajar dari misi ini untuk membenarkan kematian anjing.
Monumen untuk Laika dibuat dalam bentuk patung dan plakat di Kota Bintang, Rusia, sebuah tempat pelatihan Kosmonot Rusia.[23] Di masa depan, misi membawa anjing akan dipulihkan untuk dirancang kembali. Satu-satunya anjing lain yang mati pada misi ruang angkasa Soviet adalah Pchyolka dan Mushka, yang meninggal ketika Korabl-Sputnik 3 sengaja dihancurkan ketika pulang kembali pada 1 Desember 1960.

Catatan

 

  1. ^ a b "Russia opens monument to Laika, first dog in space". Associated Press, 11 April 2008. Diakses pada tanggal 24 Agustus 2010.
  2. ^ a b c Malashenkov, D. C. (2002). "Abstract:Some Unknown Pages of the Living Organisms' First Orbital Flight". ADS. Diakses pada 28 September 2006.
  3. ^ Asif Siddiqi, Sputnik and the Soviet Space Challenge, 2000, p. 174
  4. ^ "Laika".accuweather.com. Diakses pada tanggal 23 Januari 2008.
  5. ^ a b James J. Harford (1997). "Korolev's Triple Play: Sputniks 1, 2, and 3". NASA. Diakses pada 26 September 2006.
  6. ^ a b c Andrew J. LePage (1997). "Sputnik II: The First Animal in Orbit". Diakses pada 26 September 2006.
  7. ^ a b c Anatoly Zak (03-11-1999). "The True Story of Laika the Dog". Diakses pada 28 September 2006.
  8. ^ a b c d e f Sven Grahn. "Sputnik-2, more news from distant history". Diakses pada 1 Desember 2004.
  9. ^ a b "Muscovites Told Space Dog Is Dead". New York Times, 13 November 1957, halaman 3.
  10. ^ Tara Gray (1998). "A Brief History of Animals in Space". NASA. Diakses pada 26 September 2006.
  11. ^ "Space Dog Lives". The British Library. Diakses pada 26 September 2006.
  12. ^ a b "Dogs in space". Space Today Online. 21 Mei 2004. Diakses pada 28 September 2006.
  13. ^ Dr David Whitehouse (28-10-2002). "First dog in space died within hours". BBC. Diakses pada 26 September 2006.
  14. ^ a b c d "Animals as Cold Warriors:Missiles, Medicine and Man's Best Friend". National Library of Medicine. 19 Juni 2006. Diakses pada 28 September 2006.
  15. ^ Vladimir Isachenkov (11-04-2008). "Space dog monument opens in Russia". MSNBC. Diakses pada 15 April 2008.
  16. ^ "Memorial to Laika". Diakses pada 26 September 2006.
  17. ^ a b "Sputnik II". NASA. 20 Oktober 2005. Diakses pada 26 September 2006.
  18. ^ John B. West (1 Oktober 2001). "Historical aspects of the early Soviet/Russian manned space program". Journal of Applied Psychology 91 (4): 1501–1511. PMID 11568130. Diakses pada 28 September 2006.
  19. ^ a b "The Story of Laika". moscowanimals.org. Diakses pada 26 September 2006.
  20. ^ a b "Message from the First Dog in Space Received 45 Years Too Late". Dogs in the News. 3 November 2002. Diakses pada 4 Oktober 2006.
  21. ^ "On this day". BBC. 3 November 1957. Diakses pada 26 September 2006.
  22. ^ "Human Guinea Pigs and Sputnik II". National Society for Medical Research. 1 November 1957. Diakses pada 28 September 2006.
  23. ^ "First in Orbit, Laika the Dog Made History". redOrbit. Diakses pada 27 Juli 2009.
 

Referensi